Selasa, 08 November 2011

JUDIKA - BUKAN DIA TAPI AKU

BUKAN DIA TAPI AKU

berulang kali kau menyakiti
berulang kali kau khianati
sakit ini coba pahami
ku punya hati bukan tuk disakiti

* ku akui sungguh beratnya
meninggalkanmu yang dulu pernah ada
namun harus aku lakukan
karena ku tahu ini yang terbaik .....

ku harus pergi meninggalkan kamu
yang telah hancurkan aku
sakitnya, sakitnya, oh sakitnya
repeat *

reff:
ku harus pergi meninggalkan kamu
yang telah hancurkan aku
sakitnya, sakitnya, oh sakitnya
cintaku lebih besar darinya
mestinya kau sadar itu
bukan dia, bukan dia, tapi aku

begitu burukkah ini
hingga ku harus mengalah
ku harus pergi meninggalkan kamu
yang telah hancurkan aku
sakitnya, sakitnya, oh sakitnya
(cintaku) cintaku
(lebih besar dari benciku) lebih besar dari benciku
cukup aku yang rasakan
(jangan dia) jangan dia
(jangan dia) jangan dia cukup aku
(jangan dia jangan dia) cukup aku
(jangan dia)


KISAH POHON, DAUN DAN ANGIN

RASA TERTEKAN ?? yahhh . .
rasa yang mungkin dialami seseorang, sebut saja "daun". daun yang sedang gugur di musim semi tertekan karena "pohon" yang tidak menahannya untuk jatuh ke tanah karena di bawa "angin". seseorang yang merasa seperti itu mungkin sangat sedih dan menyedihkan .....
ada masalah yang terjadi diantara mereka contohlah "pohon" yang kuat, sombong, dan berdiri dengan kokoh...
"daun" yang tidak berdaya karena pohon tidak pernah memintanya untuk tetap di sisi "pohon" padahal "daun" sangat mengharapkannya .............................
suatu hari,"daun" ingin sekali bersama lagi dengan "pohon" namun "pohon" selalu menghindar."daun" sudah sangat sabar menunggu "pohon" tapi apa daya "daun", "pohon" hanyalah masalalunya sekarang sehingga dengan cara melupakan "pohon", "daun" bertemu dengan "angin". hanya butuh waktu untuk "daun" memperbaiki hatinya.
apakah "daun" menganggap "angin" hanyalah sebagai pelampiasan ?? atau bahkan sebagai pengganti "pohon" ??
itupun masih rahasia allah ?? ;)
dan apakah "pohon" akan merasa kehilangan "daun"?? apabila iya maka "daun" akan selalu menunggunya sampai "pohon" meminta untuk "daun" kembali ke rantingnya dan mereka akan menjadi tanaman yang penuh cinta :) namun apabila tidak maka "daun" akan berusaha untuk terbang bersama "angin" sampai batas waktu "daun" bisa melupakan "pohon"..............

surat kepada diam ?

lelaki enam huruf, bolehkah aku melanggar janjiku ? Aku berjanji untuk tidak lagi menulismu lagi. Mungkin sebuah dosa, tetapi diam juga kukira itu tak selamanya emas. Lari dan membohongi diri mungkin itu sebuah pengkhianatan. Aku tak mampu lagi membohongi diri untuk tidak menulismu lagi. Aku lelah untuk berlari, menjauhkan namamu dari setiap tulisanku.
Wahai lelaki enam huruf, mungkin kamu lebih banyak diam. Mungkin itu jawab atas rinduku. Dalam bahasa yang tak kupahami kamu menjawab semua itu.
Namamu diawali huruf vokal. Ia bicara meski tanpa konsonan. Ia hidup tanpa frase, kata atau kalimat sekalipun. Namun … semua berbeda dan berbalik mengundang tanya bagiku. Diam tak bersuara sesuai fitrahnya. Sesuatu yang membuatku sulit mengeja pikiranmu.
Ditengah namamu menggunakan huruf N, konsonan tentunya. Ia huruf mati, tapi kuyakin menghidupkan yang lain. Dia adalah huruf pertengahan, tapi kuyakin ia tak sedang mengantung semua tanya ini. Ia bukanlah jiwa seperti halnya vocal yang membunyikan. Ia adalah raga yang yang menggerakan. “N” tidak ada dalam kata “diam”. Bukankah itu bagian namamu ?
Haruskah ada tanda tanya diantara kita. Bukankah hidup pun mengenal tanda titik. Jika itu koma (,), biarkan anak kalimat kalimat itu bicara. Ataukah itu tanda petik ganda, yang maknanya kamu simpan sendiri. Aku berusaha tak menggunakan satu pun tanda seru, tapi hatiku berseru “jangan cuma diam”
Kamu diam … marahkah kamu padaku, frustasi atau malah sakit gigi ?
Kamu diam … jemu, bosan , atau sedang kesal ?
Kamu diam … karena tak mengerti dengan apa yang terjadi, atau apa yang harus dikatakan ?
Kamu diam … karena membaca surat ini ?
Kamu diam … karena berpikir tentang dan mencari jawab atas semua ini ?
Kamu diam … dan aku hanya terus menebak,
harus butuh berapa variabel untuk menerangkan diammu? Aku takkan bisa mengerti karena  diam  itu adalah hakmu. Bukankah cinta diakhiri dengan “A”. Ia berbunyi, meski sendiri. Teruslah diam, tetapi beri waktu untuk menyentuhmu dengan komunikasi.

Jumat, 28 Oktober 2011

KEUTAMAAN SHALAT ISTIQHOROH


Shalat Istikharah adalah Shalat Sunnat dua rakaat untuk memohon petunjuk kepada Allah, dalam hal menentukan pilihan dari dua perkara yang belum diketahui baik dan buruknya. Dalam sebuah Hadist dikatakan, Jabir bin Abdullah ra berkata : “ Rosulullah SAW mengajarkan kepada kami beristikharah pada segala macam urusan kami, seperti beliau mengajarkan kepada kami surat Al-Qur’an.”
Dan didalam Hadist yang lain Rosulullah SAW bersabda : “ Apabila seseorang diantara kamu berkeinginan melakukan sesuatu, hendaklah ia ruku’ dengan dua ruku’ (shalat dua rakaat) yang selain fardhu. Sesudah Shalat, kemudian membaca do’a ini. “ (kedua Hadist tersebut diatas terdapat dan dikutip dari buku Rahasia Shalat Sunnat oleh : Abdul Manan bin H. Muhammad Sobari, halaman 58 – 59)
Ket : Yang dimaksud dalam Hadist ini dengan Ruku’ dengan dua Ruku’ ialah Shalat Istikharah dua raka’at. Dan do’a sesudah Shalat Sunnat Istikharah akan disampaikan kemudian dalam artikel ini.
Kata Istikharah dalam bahasa Arab berarti minta dipilihkan. Seorang teman meminta tolong kepada temannya untuk memilihkan mana buku bacaan yang terbaik dari buku bacaan yang ada. Ini dinamakan perbuatan Istikharah. Seseorang mau melakukan Istikharah biasanya apabila ia merasa ragu untuk memilih, sehingga meminta bantuan orang lain atau temannya. Demikian juga halnya dalam beragama. Apabila manusia tidak dapat memecahkan masalah yang dihadapkan dengan akal dan fikiran maka ia mengadukan masalah tersebut kepada Allah SWT agar Allah dapat membantu memilihkan keputusan mana yang harus diambil. Cara meminta pilihan kepada Allah itu dapat dilakukan bermacam-macam, antara lain dengan berdo’a agar Allah memberi hidayah, atau melakukan Shalat dua raka’at. Shalat dua raka’at inilah yang disebut dengan Shalat Istikharah.
Oleh karena itu, pengertian Shalat Istikharah adalah Shalat dua raka’at yang dimaksudkan memohon kepada Allah untuk membantu memecahkan (memilihkan) suatu hal yang belum dapat diselesaikan sekarang. Sementara manusia sebagai mahluk berfikir diberi akal dan hati nurani sebagai alat pertimbangan dalam kehidupan. Tetapi apabila ada sesuatu yang tidak terjangkau oleh akal dan fikiran manusia, maka disaat itulah diperlukan keimanan. Problema anak manusia semenjak dia dilahirkan ke dunia ini adalah sangat kompleks dan kadangkala memang silih berganti. Sepanjang masalah tersebut masih dapat diselesaikan oleh akal, maka manusia dapat hidup dengan tenang. Tetapi, toh tidak setiap persoalan (masalah) itu dapat diselesaikan oleh akal, karena akal manusia itu sendiri mempunyai keterbatasan. Kalau sudah begini, manakala akal sudah menyerah dan sudah tidak dapat dipergunakan untuk berfikir lagi, sudahlah pasti anak manusia yang masih mengganjal masalah (problema) itu tidak akan dapat hidup dengan tenang.

Kalau sudah demikian, kepada Allah SWT jua kita (manusia ) mengadu, meninta dan memohon. Karena memang Dia tempat manusia meminta. Karena hanya Dia (yaitu Allah SWT ) saja yang kita (manusia) sembah dan hanya kepada Dia kita (manusia) memohon pertolongan. Disinilah keagungan ajaran Islam itu tampak, Nabi Muhammad SAW menganjurkan umatnya agar melakukan Shalat Istikharah ( Shalat minta dipilihkan). Anjuran Nabi SAW ini berkaitan dengan fitrah manusia yang mempunyai hati Nurani sebagai tempat bersemayamnya kemauan dan ketaqwaan. Fungsi dan tujuan Shalat Istikharah terlihat yaitu pada ketika manusia sedang nyenyak tidur dan dunia hening tanpa ada suara yang hiruk pikuk, pada saat itu seorang hamba Allah ruku’ dua rakaat memanjatkan doa dan mengadukan nasibnya kepada Yang Maha Kuasa. Hati yang teguh disertai keyakinan yang kuat akan kebenaran agama Islam, niscaya semua kesulitan akan terpecahkan secara baik karena Shalat Sunnat Istikharah memberikan arah dan ketentraman kepada jiwa yang sedang kalut. Allah SWT akan memberikan petunjuk atas apa yang umat manusia resahkan melalui Rahmat dan Syafaat-Nya kepada hati sanubari manusia. Hati sanubari inilah kemudian yang menggerakkan raga manusia untuk memilih salah satu yang ditunjuk Allah. Namun sekiranya setelah selesai Shalat Sunnat Istikharah dan persoalan tidak juga kunjung terpecahkan. Ingat, jangan salahkan Allah, mungkin kita belum memenuhi syarat dan kriteria agar suatu doa diakbulkan. Mungkin juga hanya masalah waktu, sebaiknya kita ulangi dua sampai tiga kali Shalat Sunnat Istikharah kita. Sehingga Allah memberikan petunjuk-Nya (ilham) kepada diri kita. Sebab ada hal yang tidak dapat diperkirakan oleh akal manusia, yakni gerak Allah membantu hamba-Nya. Begitu juga, manusia kadang-kadang tidak sadar, bahwa ia justru sedang menikmati suatu karunia Illahi.

PENAWAR SAKIT HATI :D

Hampir setiap orang tentu pernah mengalami sakit hati dalam hidupnya.
Baik dalam keluarga, bersahabat, mahupun bermasyarakat.
Sebagaimana sifat sedih dan gembira, rasa  ini adalah suatu kewajaran dalam hidup manusia.
Apatah lagi,  manusia adalah mahluk yang bersosial, yang dalam setiap interaksinya tidak lepas dari kekhilafan.
Sebab-sebab datangnya perasaan ini pun bermacam-macam.


Dari masalah yang simple hingga masalah besar, dapat menjadi penyebabnya.
Misalnya bermula dari perbezaan pendapat, adanya konflik atau ketidakserasian, sehingga iri hati dan dengki.
Bila perasaan ini dibiarkan terlalu lama membengkak dalam hati, maka akan tidak sihatlah hati itu.
Pemiliknya pun akan stress dan jauh dari keceriaan.
Lebih parah lagi, perkara ini dapat menjauhkan manusia dari RabbNya.
Na’udzubillaahi mindzaalik.


Bagaimana menangani rasa sakit hati, agar tidak menjemput dosa dan azabNya kembali kepada kita sendiri?


Antara petua – petua yang diajarkan oleh Rasulullah untuk dijadikan penawar sakit hati adalah :
1. Muhasabah Diri
Sebelum kita menyalahkan orang lain, seharusnyalah kita melihat diri kita sendiri.
Mungkin kita sakit hati oleh kata – kata saudara kita, padahal dia tak bermaksud menyakiti.
Cuba bertanya pada diri sendiri, mengapa saudara kita  bersikap demikian.
Jangan-jangan kita sendiri yang telah membuat kesalahan.


2. Menjauhkan Diri dari Sifat Iri Hati Dan Dengki
Iri hati dan dengki adalah beberapa ruang  yang menjadi pintu bagi syaitan untuk memasuki hati manusia.
Angan – angan yang berlebihan, dapat membuat seseorang buta dan tuli.
Bila tidak dilandaskan iman, seorang yang berangan – angan cenderung akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan apa yang dicitanya.
Demikian sifat iri hati dan dengki. Sifat ini berasal dari kecintaan terhadap hal-hal yang bersifat material, kehormatan, dan pujian. Manusia tidak akan tenang bila dalam hatinya ada sifat ini.
Manusia juga tak akan pernah berasa bersyukur, kerana selalu merasa kurang.
Dia selalu memandang ke atas, dan seolah tidak rela melihat orang lain memiliki kelebihan melebihi dirinya.
Maka hapuskanlah terlebih dahulu sikap cintai dunia, sehingga dengki pun pupus.
Rasulullah bersabda,
“Tidak boleh dengki kecuali kepada dua orang. Iaitu orang yang diberi harta oleh Allah, kemudian membelanjakannya di jalan yang benar. Dan orang yang diberi hikmah oleh Allah, kemudian memutuskan persoalan dengannya dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari).


3. Menjauhkan Diri dari Sifat Amarah dan Keras Hati.
Bila marah telah timbul dalam hati manusia, kadangkala manusia bertindak tanpa pertimbangan akal.
Jika akal sudah lemah, tinggallah hawa nafsu.
Dan syaitan pun leluasa melancarkan serangannya, lalu mempermainkan diri manusia.
Ibnu Qudamah dalam Minhajul Qashidin menyebutkan bahawa Iblis pernah berkata, “Jika manusia keras hati, maka kami akan membaliknya sebagai anak kecil yang membalik bola.”


4. Memupuk Sifat Pemaaf.
“Jadilah engkau pemaaf, dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.”
Demikian firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-A’raf : 199.
Allah sang Khaliq, Maha Pemaaf terhadap hambaNya.
Tak kira sebesar gunung atau sedalam lautan kesalahan seorang hamba, jika dia bertaubat dengan sungguh-sungguh, maka Allah akan membukakan pintu maaf selebar-lebarnya.
Kita sebagai manusia yang lemah, tidak sepatutnya berlaku sombong, dengan tidak mahu memaafkan kesalahan orang lain, sebelum dia meminta maaf.
Insya Allah, dengan begitu, hati akan lebih terasa lapang.
Rasulullah bersabda,
“Bertakwalah kepada Allah di mana engkau berada, tindaklanjutilah kesalahan dengan kebaikan, nescaya kebaikan tersebut menghapus kesalahan tersebut, dan bergaulah dengan manusia lain dengan akhlak yang baik.” (HR. Hakim dan At-Tirmidzi).


5. Husnuzon (Berprasangka Baik).
Allah berfirman:
“Hai orang-orang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka. Sesungguhnya sebahagian prasangka itu adalah dosa. Dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebahagian kalian mengejek sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.” (QS. Al-Hujurat : 12).
Adakalanya seorang muslim berburuk sangka terhadap seorang muslim lainnya sehingga dia memperkecilkan saudaranya.
Dia mengatakan macam-macam tentang saudaranya, dan menilai dirinya lebih baik.
Tentu, hal ini  yang tidak benar
Akan tetapi, hendaknya setiap muslim harus mengawasi diri terhadap titik-titik  yang cenderung untuk  memancing tuduhan, agar orang lain tidak berburuk sangka kepadanya.


6. Ikhlaskan Diri.
Ikhlas adalah kata yang ringan untuk diucapkan, tetapi cukup berat untuk dilakukan.
Orang yang ikhlas dapat meniatkan segala tindakannya kepada Allah.
Dia tidak memiliki jiwa yang bersifat duniawi. Apabila Allah mengujinya dengan kenikmatan, maka dia bersyukur. Bila Allah mengujinya dengan kesusahannya pun, dia bersabar.
Dia selalu percaya bahawa Allah akan sentiasa memberikan yang terbaik kepada hambaNya.
Orang yang ikhlas akan lebih mudah menangani hatinyanya untuk selalu menyerahkan segalanya hanya kepada Allah.
Hanya kepadaNyalah dia mengantungkan harapan.


Memaafkan  adalah bentuk rasa cinta yang tertinggi dan yang terindah,
Sebagai balasannya kita akan menerima kedamaian dan kebahagiaan yang tak terhingga.
Kadangkala, sulit membiarkan cinta membimbing kita pada saat hati kita disakiti oleh orang lain.
Tetapi, biarpun luka hati itu kecil atau besar kita tidak akan boleh benar-benar bahagia sebelum memberi maaf..

Pengikut